Selasa, 05 Juni 2012

Mengapa? Kapan? dan Bagaimana?


            Semua pasti tidak asing lagi dengan kata Tanya Kapan, Mengapa dan Bagaimana. Pelajaran tentang hal ini sudah kita dapatkan bahkan semenjak kita berada di Sekoah Dasar. Masih sangat saya ingat pada pertengahan usia saya dalam menempuh jenjang pendidikan Dasar (sekitar kelas 4 atau 5), bu guru saya (yak arena kebanyakan guru SD adalah Bu Guru) sering memberikan saya Pekerjaan Rumah terutama untuk mata pelajaran bahasa Indonesia berupa membuat kalimat dengan kata Tanya, baik salah satu dari rumpun kata Tanya 5W+1H atau salah satunya. Dulu sewaktu saya berusia pada “zaman” itu tidak jarang saya meminta bantuan kepada kakak, orang tua, bahkan (alm) kakek saya. Rasa – rasanya membuat kalimat Tanya saja berat dan susah sekali untuk saya. Seiring dengan bertambahnya ilmu dan jenjang pendidikan saya, membuat kalimat Tanya seperti itu sudah merupakan hal yang tidak susah lagi (untuk hal – hal sepele seperti sewaktu saya SD). Namun saat ini saya kembali merasa “tergelitik” dan membangkitkan “libido” keingin tahuan saya tentang korelasi dari kata Kapan, Mengapa dan Bagaimana dengan perkembangan sebuah bangsa.
                Sepintas mungkin hasil asumsi saya ini terkesan membingungkan. Mungkin banyak yang bertanya apa hubungannya pelajaran yang saya dapat dari SD ini dengan bangsa dan Negara. Kapan, Mengapa dan Bagaimana merupakan tiga kata Tanya yang secara makna tidaklah susah. Kapan sejas menanyakan tentang waktu. Mengapa menanyakan tentang alasan, dan Bagaimana menanyakan keadaan, cara, proses, dan step/jalan. Namun setelah saya SMA saya pernah mendengar pendapat dari teman saya bahwa ia pernah berkata “moto saya itu karena saya ingin dari entrepreneur sukses maka aku harus merupah kapan menjadi bagaimana”. Dari kata teman saya itu hal yang saya tangkap adalah bahwa ketika kita membahas kapan, maka kita hanya akan berbicara mengenai waktu dan kata kapan ini selanjutnya saya asumsikan sebagai “jebakan” imajinasi. Ketika kita hanya berkutat dengan kata kapan maka kita hanya akan membahas waktu, dan apabila waktu itu (tidak sengaja) terlewat, maka selamanya kapan akan menjadi Trending Topic dalam mindset kita. Sementara ketika kita berbicara bagaimana maka disamping kita membicarakan mengenai waktu, kita juga membahas mengenai perencanaan strategis, strategi jitu, bahkan implikasi lebih jauh dari hal yang ingin kita lakukan.

                Lebih jauh, berkenaan dengan perkembangan bangsa dan Negara muncul satu “jebakan” kalimat pertanyaan lagi, yaitu mengapa. Karena dengan bertanya mengapa berarti kita mencari alasan dari suatu perkara maka dalam kaitannya dengan perkembangan suatu Negara-bangsa kata ini sering kali disalah gunakan sebagai senjata blaming terhadap suatu pihak.
                Lihat saja Indonesia, saat ini sudah bukan saatnya lagi ketika kita membahas mengenai kemiskina dan (lebih jauh) perkembangan Negara-bangsa ini agar dapat mencapai kemakmuran kita menggunakan kata Tanya Mengapa dan Kapan sudah selayaknya kita harus membiasakan untuk menggunakan kata bagaimana dalam menghadapi kedua hal ini.
                Mari kita uji hal ini. Jika dalam sebuh seminar/symposium atau ranah sederhananya adalah diskusi kelompok kita menggunakan kata kapan dan mengapa maka hal tersebut tidak cukup. Misalnya jika forum tersebut dihadapkan dalam sebuah masalah “lingkaran setan” (kemiskinan-kebodohan-keterbelakangan) dilontarkan pertanyaan sebagai berikut :” Mengapa Indonesia menjadi Negara yang kurang sejahtera sementara kita berada pada daerah dengan SDA yang sangat melimpah?” maka jawaban yang akan kita dapatkan adalah :”Karena kualitas SDM kita yang kurang capable untuk mengolah kekayaan alam; karena pemerintah yang kurang tanggap sehingga tidak terjadi pemerataan dinegeri kaya ini; karena kurang tanggapnya pihak – pihak terkait, jadi hal ini seolah hanya urusan pemerintah, hanya peerintahlah yang bertanggung jawab; dank arena karena lainnya.  sudah pasti jawaban itu hanya sebatas alasan alasan dan bukan alternative solusi. Alasan – alasan itu pun kebanyakan hanya menuding dan mengkambinghitamkan suatu pihak untuk dipersalahkan. Sekarang mari bandingkan dengan kata Kapan. Apabila muncul pertanyaan “Kapankah kita akan memulai restrukturasi terhadap tata pemerintahan Indonesia agar dapat lebih baik dan pro rakyat dalam segala bidang” maka jawaban yang muncul adalah “Program ini akan diselenggarakan ___________; ”pada tahun 2015 nanti seluruh jajaran pemerintahan akan lebih tertata dan kemiskinan berkurang; dan jawaban jawaban imajinatif lainnya. berbicara mengenai waktu memang benar dan perlu. Namun yang lebih diperlukan adalah perencanaan strategis berisi waktu, alternative solusi, dan the way to make it comes true.
                Dengan demikian, pertanyaan yang harus kita gunakan bila benar – benar ingin maju adalah bagaimana. Lihat saja contoh bapak Saekan, warga desa Padas, Madiun yang memperoleh Kalpataru atas jasanya sebagai penyelamat lingkungan di tahun 2008. Singkat cerita ia lah yang menghijaukan daerah lereng Gunung Wilis yang sering kekeringan di musim kemarau. Niatnya ini muncul melalui pertanyaan Bagaimana. “Bagaimana agar sumber air tetap ada meskipun di musim kemarau?” dari pertanyaan itu lalu ia berusaha mencari CARA agar desanya terselamatkan. Sama halnya dengan Pak Saekan, JEpang pun demikian. Setelah hancur akibat bom atom dari USA maka Jepang kemudian bangkit dengan pertanyaan bagaimana agar Jepang bisa bangkit, dan nyatanya kini Jepang bangkit dan bahkan menjadi Negara hebat.
                Indonesiapun harus begitu, kita harus bangkit agar menjadi Negara-Bangsa yang maju dan lepas dari ketertindasan, Keterbelakangan, dan KeTIDAKmakmuran. Langkah awalnya dapat dilakukan dengan merubah mindsetting Mengapa, Kapan menjadi Bagaimana. Tentu saja tidak cukup MindSetting, tapi juga perlu adanya kesungguhan dan etos kerja yang gigih agar cita cita luhur yang terkandung dalam pembukaan konstitusi kita UUD 1945 bisa terealisasikan.
                Itulah sebagian ide yang ada di otak saya pagi ini ditemani alunan gitar akustik Depapepe. Salam semangat…!!!!!!! =P

0 komentar:

Posting Komentar